- Kanker Payudara: Peruntuh Fisik, Penghancur Ekonomi Keluarga

Jumat, 07 April 2017

Kanker Payudara: Peruntuh Fisik, Penghancur Ekonomi Keluarga

Kanker Payudara: Peruntuh Fisik, Penghancur Ekonomi Keluarga,- kalau bicara soal kanker payudara tidak ada habisnya. Kanker ini merupakan jenis kanker tertinggi pada pasien rawat inap maupun rawat jalan di Indonesia dengan 12.014 orang. Kanker payudara juga adalah peringkat pertama dalam lima jenis kanker tertinggi di tanah air.

Kanker yang berakar dari keganasan sel pada jaringan payudara ini tak pandang bulu dalam memilih korbannya. Mereka yang sudah terkena biasanya bukan hanya menderita secara fisik, tapi juga secara ekonomi. Sebanyak 70 persen pasien mengalami kematian atau kesulitan keuangan dalam 12 bulan setelah terdiagnosis kanker. Sementara 40 persen yang bertahan hidup, mengalami kesulitan keuangan dalam 12 bulan.

Biaya terapinya saja (belum termasuk biaya dokter, obat, dan ongkos ke fasilitas perawatan) memakan 24 persen biaya rumah tangga. Dengan kata lain, kanker juga meruntuhkan ekonomi keluarga.

60 persen penderita kanker mengalami kesulitan keuangan. Ada yang sampai jual rumah, pinjam dari keluarga, sampai jual aset," papar Prof.dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, saat ditemui di acara 'Bulan Peduli Kanker Payudara, Forum Diskusi: Mari Bersama Kalahkan Kanker Payudara,' di Jakarta, Kamis, 20 oktober.

Tak salah jika kemudian kanker masuk peringkat empat besar dalam belanja Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di tahun 2014-2015. Data dari ASEAN Cost in Oncology (ACTION) bahkan lebih miris lagi. Ditemukan bahwa dalam penelitian terhadap 2.355 kasus dari 12 rumah sakit, mayoritas kematian terjadi pada kaum yang miskin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar